Apa pengertian makanan awetan dari bahan nabati? Dan apa alasan mengapa makanan awetan perlu dikemas setelah diolah? Semua akan dibahas dalam artikel ini. Simak terus ya.
Bahan konsumsi sehari-hari manusia saat ini sangat beragam dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Mulai dari sajian menu siap saji atau frozen food hingga variasi lain, seperti makanan awetan dari bahan nabati. Contohnya tempe, kripik buah, acar, asinan, dan selai.
Apa itu Makanan Awetan?
Makanan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama. Tidak hanya itu, hasil olahannya pun juga memberikan variasi berbeda sehingga dapat meningkatkan daya tarik untuk mengkonsumsinya.
Makanan awetan seringkali diolah menggunakan teknik dan bumbu tertentu agar cita rasa bahan dasarnya tetap terjaga. Bahkan, bisa dinikmati kapan saja tanpa takut cepat basi atau busuk. Meski pada beberapa jenis olahan juga tetap memiliki masa berlaku pendek.
Di samping itu, makanan awetan bisa juga berupa bahan dasar yang difermentasi sehingga hasil olahannya tetap dapat diolah menjadi makanan atau minuman lainnya sesuai dengan keinginan penikmatnya. Contohnya seperti tempe dan tahu.
Mengenal Bahan Nabati?
Setelah mengetahui tentang makanan awetan, Anda juga perlu tahu mengenai bahan nabati yaitu segala hal yang diolah berasal dari bagian-bagian tumbuhan. Seperti batang, dahan, daun, bunga, buah, bahkan akarnya.
Bukan hanya itu saja, bahan nabati juga dapat diartikan sebagai makanan yang berbahan dasar dari tanaman. Contohnya seperti gandum, tempe dan tahu dari kedelai, sayuran, kacang-kacangan.
Sebagai kesimpulan, bahan-bahan dasar untuk olahan makanan yang disebut nabati adalah, bersumber dari tanaman baik secara keseluruhan bagiannya maupun dari hasil pengolahannya. Anda dapat dengan mudah menjumpainya di pasar-pasar terdekat.
Pengertian Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Setelah memahami mengenai makanan awetan dan bahan nabati dapat mengerti pula mengenai gabungan dari keduanya. Yaitu merupakan olahan dari bahan dasar dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi setelah melewati proses tertentu.
Bahan makanan itu dapat diolah dengan berbagai cara yaitu digoreng, direbus, dikukus dan lain sebagainya. Hal tersebut bertujuan agar daya tahan lebih lama sehingga dapat dikonsumsi kembali sewaktu-waktu.
Selain dari cara pengolahan, menyimpannya pun juga harus diperhatikan agar hasil olahan makanan awetan dari bahan nabati dapat dikonsumsi lebih lama. Seperti contohnya dengan disimpan dalam lemari pendingin, dikemas dalam wadah kedap udara dan lain sebagainya.
Contoh Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Contoh-contoh makanan awetan dari bahan nabati dapat dibedakan berdasarkan cara pengolahannya. Jika digoreng, maka bisa dijadikan sebagai keripik seperti pada buah-buah tertentu, daun bayam dan lain sebagainya.
Proses pemasakan lainnya seperti menambahkan rasa-rasa tertentu seperti manis, asin, atau pedas contohnya asinan, kimchi, acar dan lain sebagainya. Di sisi lain, makanan awetan dari bahan nabati yang paling terkenal ialah tempe dan tahu dengan tahap fermentasi kedelai.
Makanan awetan dari bahan nabati tempe dapat diolah kembali menjadi bermacam-macam jenis masakan. Maka, tidak heran jika banyak orang yang menyukainya karena dapat dinikmati dalam berbagai variasi olahan seperti tumisan, gorengan, dan keringan.
Bahan Baku Makanan Awetan dari Nabati
Seperti penjelasan di awal sebab makanan awetan bahan nabati, maka dapat dipastikan bahwa olahan tersebut berasal dari bagian tumbuhan (baik satu maupun campuran dari beberapa komponennya).
Seperti kimchi sebagai salah satu makanan awetan dari bahan nabati serta bahan bakunya berasal dari sayur sawi putih. Kemudian difermentasi dengan bumbu rempah-rempah tertentu sehingga menjadi olahan baru yang memiliki rasa dominan pedas.
Sedangkan untuk makanan awetan bahan nabati lainnya yang merupakan campuran contohnya seperti asinan dan acar. Di dalam keduanya terdapat beberapa buah atau sayur dalam satu wadah kemudian ditambahkan bumbu tertentu agar tercipta rasa manis atau asin.
Pengemasan Makanan Awetan Bahan Nabati
Selain dari cara pengolahannya, makanan awetan bahan nabati juga harus disimpan dengan baik dan benar agar tidak merubah rasa, bentuk dan warna dari olahan tersebut. Hal tersebut berkaitan pula dengan wadah penyimpanannya.
Terdapat banyak cara untuk menyimpan hasil awetan bahan nabati seperti contohnya pengalengan, pendinginan, pengeringan dan lain sebagainya. Masing-masing diantaranya memiliki syarat-syarat tertentu misal suhu yang digunakan.
Selain cara penyimpanan, makanan awetan dari bahan nabati juga harus disimpan dalam tempat yang bersih dan tepat. Untuk menyimpan hasil olahan basahan bisa menggunakan jar kaca maupun kaleng, sedangkan jenis kering dapat memanfaatkan plastik jenis tertentu.
Alasan Mengapa Makanan Awetan perlu Dikemas
Terdapat beberapa alasan mengapa makanan awetan perlu dikemas dalam wadah; baik berupa kaleng atau plastik dengan cara yang benar, diantaranya:
1. Melindungi Bahan Makanan (Produk)
Makanan awetan dari bahan nabati jika telah dikemas akan melindunginya dari sinar matahari, debu, kotoran, dan bakteri yang bisa merusak makanan. Makanan awetan akan cepat rusak jika terkena panas, air, ataupun bakteri.
2. Memperpanjang Masa Simpan (Tahan Lama)
Salah satunya ialah agar masa tahan olahan tersebut bisa lebih lama dan tetap bisa dikonsumsi dalam kondisi segar seperti setelah diolah.
3. Menjaga Cita Rasa & Warna
Tidak hanya itu, makanan awetan bahan nabati yang disimpan dan dikemas dengan benar juga dapat menjaga kualitasnya sehingga tidak merubah rasa, warna dan bentuk dari setelah diproses hingga ketika hendak dikonsumsi.
4. Meningkatkan Nilai Jual
Makanan awetan yang telah dikemas akan menambah atau meningkatkan nilai jualnya. Harga tempe biasa tentu akan lebih murah jika dibandingkan dengan tempe yang telah diolah dan dikemas, misalnya menjadi kripik tempe.
Dalam bisnis makanan, pengemasan membuat penjualan lebih banyak dan membuatnya lebih mahal karena ada nilai tambah (value added) dari makanan tersebut.
5. Memudahkan Distribusi & Penjualan
Selain itu, pengemasan makanan awetan bahan bahan nabati juga memudahkan bagi konsumen untuk membawanya. Terlebih lagi apabila disimpan dalam wadah yang tidak mudah tumpah atau terjatuh saat dibawa.
Baca juga: Contoh makanan awetan dari bahan HEWANI
Perbedaan Makanan Awetan Nabati dengan Bahan Lainnya
Jika terdapat makanan dari nabati atau tumbuhan maka juga ada dari bagian tubuh hewan atau disebut dengan hewani. Keduanya dapat diolah menjadi awetan sehingga dapat dikonsumsi kapan saja dengan keadaan masih segar.
Perbedaan makanan awetan dari bahan nabati dan hewani tentu utamanya terletak dari bahan utamanya yaitu dari sayuran dan hewan. Hal tersebut tentu mempengaruhi hasil olahan dari keduanya meski diolah dengan cara yang sama.
Selain itu, perbedaan selanjutnya dari cara penyimpanan yang mana makanan awetan bahan nabati membutuhkan suhu rendah. Yaitu pembekuan dan fermentasi sedangkan hewani harus suhu tinggi seperti pemanasan dan pengeringan.
Makanan awetan bahan nabati saat ini sudah berkembang pesat dikarenakan kemajuan teknologi pengolahannya. Dengan begitu, masyarakat tetap dapat menikmatinya dengan berbagai metode pemasakan dan cara penyimpanannya pula.
Dengan mengetahui berbagai informasi mengenai makanan awetan dari bahan nabati, maka diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam hal pengolahan bahan pangan (khususnya berbahan dasar dari bagian tumbuh-tumbuhan).