Beranda » Business » Job » 3 Kebiasaan Buruk Karyawan ini bisa Picu Aritmia Jantung

3 Kebiasaan Buruk Karyawan ini bisa Picu Aritmia Jantung

Seorang karyawan biasanya cukup lekat dengan kelelahan kerja. Namun yang perlu diperhatikan bahwa kelelahan kerja bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk dan bisa berujung pada aritmia. Nah, apa itu aritmia?

Tulisan ini akan memberikan ulasan mengenai aritmia, faktor penyebabnya, dan hubungannya dengan beberapa kebiasaan buruk karyawan.

Pengertian Aritmia

Aritimia adalah gangguan atau adanya kelainan irama jantung, sehingga debar jantung tidak teratur. Ketidak teraturan ini bisa berupa laju jantung terlalu cepat atau terlalu lambat. Tidak teraturnya irama jantung karena terganggunya impuls listrik yang menjalar ke miokardium.

Karena jantung menjadi berdebar tidak teratur, kadang terasa lebih kuat atau ada jeda sehingga orang yang merasakannya merasakan sensasi nadi yang tidak nyaman.

apa itu aritmia yang bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk karyawan

Artikel yang dirilis oleh Harvard Health Publishing menyatakan gejala ini bisa berulang, menyebabkan sesak napas, dan berdampak negatif pada kualitas hidup. Terutama, pada akhirnya bisa menyebabkan penggumpalan darah yang memicu stroke.

3 Kebiasaan Buruk Karyawan Penyebab Aritimia

Berdasarkan tulisan yang dipublikasikan oleh laman Medical News Today yang bertajuk What to know about arrhythmia tercatat penyebab aritmia diantaranya adalah, merokok, stres, dan kebiasaan minum kopi terlalu banyak.

Meski ada beberapa faktor lainnya. Namun kebiasaan dan permasalahan tersebut adalah hal yang sering menghampiri para karyawan.

1. Kebiasaan Merokok

Perilaku atau kebiasaan merokok warga negara Indonesia memang terbilang tinggi. Bahkan Indonesia termasuk lima besar negara yang memiliki kebiasaan merokok tertinggi di dunia, setelah China, India, Rusia dan Amerika Serikat.

Tingginya jumlah perokok di Indonesia ternyata juga berkorelasi dengan tingginya persentase merokok di tempat kerja yang dilakukan oleh para pekerja atau karyawan.

Penelitian Rusdjijati dan Mashar tahun 2014 terhadap kebiasaan merokok karyawan home industry di kota Magelang membeberkan fakta bahwa alasan karyawan merokok karena diyakini dapat meningkatkan konsetrasi selama bekerja.

Padahal dengan kebiasaan buruk ini, meskipun dapat meningkatkan produktivitas kerja, tetapi pada jangka waktu panjang dapat merugikan kesehatan para karyawan. Salah satu efek negatif yang bisa mendera karyawan tersebut adalah aritmia.

2. Stres

Stres di tempat kerja memang kadang dirasakan oleh para karyawan. Adanya jam lembur dan shift kerja yang tidak teratur bisa memicu stres bahkan menyebabkan kelelahan kerja.

Kelelahan kerja karyawan para karyawan sebenarnya tidak mengenal usia atau apakah ia karyawan baru atau karyawan lama. Karena ada faktor lain yang menjadi pemicunya.

Salah satu artikel jurnal yang dipublikasikan oleh FKM UNSRI menyatakan bahwa kelelahan kerja memiliki hubungan yang erat dengan shift kerja, kualitas tidur, beban kerja, status anemia, dan suasana/iklim kerja yang panas.

Karyawan yang tidak bisa mengatur stres kerja dengan baik, selain akan berdampak pada kualitas atau produktivitas kerja, juga akan mempengaruhi detak irama jantung. Sehingga detak jantung menjadi lebih cepat atau lebih kencang dibandingkan detak jantung normal.

Pada saat istirahat atau dalam kondisi normal, aktivitas jantung yakni denyutnya biasanya tidak terasa. Namun, karena adanya stres yang mempengaruhi secara emosional, denyut jantung bisa menjadi tidak normal. Kondisi ini juga sering disebut dengan berdebar fisiologis.

Simak juga:

3. Kebiasaan Minum Kopi Berlebihan

Kebiasaan minum kopi atau ngopi di kalangan para karyawan terbilang tinggi. Trend ini semakin menjamur dengan bermunculnya cafe-cafe sebagai tempat nongkrong karyawan sehabis pulang kerja.

Kebiasaan minum kopi tidak hanya dilakukan saat nongkrong, tapi karyawan yang makan siang atau sarapan pun biasanya tetap memesan suguhan kopi.

Padahal kebiasaan minum kopi yang terlalu banyak bisa memicu kerja jantung yang tidak normal atau tidak teratur.

Efek kafein memang diyakini mampu membuat karyawan lebih melek, lebih segar, atau bisa mengembalikan daya konsentrasi. Tetapi kafein dalam minum kopi ini juga menyisahkan efek negatif, yakni ketergantungan.

Sehingga bisa dibayangkan jika efek ketergantungan ini menjadikan karyawan berlebihan dalam mengonsumsi kopi dalam sehari-hari.

Baca juga: Kata Kata Resign Lewat WA

Meskipun terdapat pasien dengan pengalaman sembuh dari aritmia, tetapi mencegah atau tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk karyawan di atas adalah langkah yang paling bijak yang bisa dilakukan sejak dini.

Yoga Yuniadi, salah satu Guru Besar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Indonesia dalam editorial upacara pengukuhannya menyampaikan bahwa aritmia di Indonesia bisa menjadi epidemi. Menurutnya dibutuhkan pencegahan awal untuk mencegah kematian mendadak atau peningkatan mortalitas aritmia.

Tinggalkan komentar

/* */