Beranda » Lifestyle » Keperawatan Gerontik pada Orang Tua Lanjut Usia (Lansia)

Keperawatan Gerontik pada Orang Tua Lanjut Usia (Lansia)

Keperawatan gerontik – Gerontologi secara bahasa berasal dari kata Geros yang artinya lanjut usia dan logos yang artinya ilmu. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.

Geriatrik secara bahasa, berasal dari kata Geros artinya tua, dan iatria artinya to care. British Geriatric Society mendefenisikannya sebagai cabang dari ilmu penyakit dalam menangani aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta psikososial dari penyakit-penyakit pada usia lanjut. Geriatrik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.

Keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural yang holistik yang ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

keperawatan-gerontik-adalah

Pengertian Lansia dan Klasifikasinya

Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembanga pada umur kehidupan manusia. Menurut UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Sebelumnya, menurut Undang-undang No. 4 tahun 1965 pasal 1, “Seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umut 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain”.

Lainnya: Angka Kredit Perawat

Sementara klasifikasi lansia menurut Depkes RI terdiri dari beberapa kategori, diantaranya:

  1. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
  2. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
  3. Lansia resiko tinggi. Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
  4. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
  5. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada orang lain.

Sementara menurut standar WHO, klasifikasi lansia sebagai berikut:

  1. Elderly (usia lanjut) : 60-74 tahun
  2. Old (usia tua) : 75-89 tahun
  3. Very Old (usia sangat lanjut) : >90 tahun

Tujuan Pelayanan Geriatri

Tujuan pelayanan geriatri adalah sebagai berikut:

  1. Mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan.
  2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung
  3. Melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai.
  4. Melakukan pengobatan yang tepat
  5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
  6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang.

Tujuan Perawatan Lansia

Tujuan perawatan lanjut usia, diantaranya:

  1. Membantu memahami individu terhadap perubahan di usia lanjut.
  2. Memotivasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lansia.
  3. Mengembalikan kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari.
  4. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia dengan jalan perawatan dan pencegahan.
  5. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia.
  6. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut).
  7. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini apabila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.

Prinsip Pelayanan Geriatri

Prinsip-prinsip pelayanan geriatri adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososiospiritual)
  2. Berorientasi pada kebutuhan klien
  3. Diagnosis secara terpadu
  4. Koordinasi
  5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Asuhan Keperawatan Gerontik

Lingkup asuhan keperawatan (askep) gerontik, diantaranya:

  1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
  2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan.
  3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan.

Sifat asuhan keperawatan gerontik adalah independen, interdependen, humanistik dan holistik. Sementara itu, lingkup asuhan keperawatan gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan, perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia dan pemulihan untuk mengatasi keterbatasan lansia.

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok usia lanjut. Apakah termasuk lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:

1. Lanjut Usia Aktif
Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene, seperti keberishan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu; kebersihan diri termasuk, kepala, rambut, badan, kuku, mata, dan telinga; kebersihan lingkungan, seperti tempat tidur dan ruangan; makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariasi dan mudah cerna, dan kesegaran jasmani.

2. Lanjut Usia Pasif
Untuk lanjut usia pasif yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan lansia pasif, pada dasarnya sama dengan lansia aktif. Namun dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus.

Baca juga: Jasa Perawat Home care Terbaik di Indonesia

Sumber referensi:

  • Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Deepublish. Yogyakarta.
  • Andrianto, Faris. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.

Tinggalkan komentar

/* */